0 votes
by (160 points)
Peringatan Hari berdasarkan kepada tanggal kelahiran pahlawan nasional perempuan, Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini.

RA Kartini menjadi sosok yang kondang atas masukannya didalam mencetus emansipasi perempuan di Indonesia.

Pahlawan perempuan kelahiran Jepara ini terhitung menerbitkan karya yang familiar, yakni buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Jelas.

Untuk memperingati Hari Kartini, pwm center di bawah ini, tersedia 70 kutipan kata-kata arif yang pernah dikemukakan RA Kartini.

Kata-kata arif hal yang demikian berkenaan emansipasi perempuan, pwm center pengajaran, perjuangan, hingga cinta.

Baca juga: Hari Kartini 21 April: pwm center Berikut Sejarah sampai Biografi RA Kartini

Buku RA Kartini.

Berikut 70 kutipan kata-kata arif RA Kartini, dirangkum dari buku Celoteh R.A. Kartini: 232 Ujaran Arif sang Pejuang Emansipasi, karya Ahmad Nurcholish:

1. "Seorang guru bukan hanya sebagai pengasah pikiran saja, melainkan terhitung pendidik budi pekerti."

2. "Melainkan apalah bermakna jago didalam ilmu yang hendak diajari itu, sekiranya dia tak cakap menerangkannya secara tahu terhadap murid-murid."

3. "Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, panoramanya telah diperluas, tak akan kapabel lagi hidup di didalam dunia nenek moyangnya."

4. "Kita cakap menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya."

5. "Untuk ketika didiklah, kasihlah pelajaran terhadap buah hati-si kecil perempuan kaum ningrat: dari sinilah peradaban bangsa seharusnya diawali. Jadikanlah mereka ibu-ibu yang kapabel, cerdas, dan bagus. Maka mereka akan menyebarluaskan peradaban di pada bangsanya."

6. "Bahwa kebahagiaan perempuan yang paling tinggi, sejak berabad-abad yang lantas apalagi terhitung hingga saat ini merupakan hidup seirama bersama laki-laki."

7. "Rampaslah semua harta benda aku, asalkan jangan pena saya."

8. "Pendidikan sekolah bagi anak-anak kepada dikala sekarang adalah hal yang biasa sekali, tapi seandainya jumlah si kecil raih 25 orang, bagaimana barangkali pendidikan yang sebaik-pantasnya itu cakap diusahakan bagi mereka semua? Orang tak berhak melahirkan buah hati kalau dia tidak cakap menghidupinya."

9. "Jikalau orang hendak sungguh-sungguh memajukan peradaban, karenanya kecerdasan pikiran dan pertumbuhan budi semestinya sama-sama dimajukan."

10. "Yakni suatu bantuan dan bantuan besar sekali bagi orang laki-laki kalau perempuan berbudi tinggi dan terpelajar."

11. "Ketidaksetaraan perempuan ini akibat dari diaturnya akses perempuan untuk mendapatkan ilmu agar perempuan menjadi bodoh. Sehingga cara cuma satu adalah perempuan wajib sekolah."

12. "Simpati itu bagi kami ialah kepuasan, daya, bantuan, kegembiraan, dan hiburan."

13. "Dan gadis-gadis lebih-lebih terlampau ada persoalan hidupnya, karena mereka sudah berada di tempat di mana alam tiap-tiap-setiap hari diperkosa. Bukankah itu memerkosa kodrat alam namanya, jikalau perempuan seharusnya tinggal bersama tentram serumah bersama madunya?"

14. "Sungguh, si kecil bangsa itu sendiri, orang perempuan harus mendengarkan suaranya! Masih akan dapatkah bersama hening orang mengatakan 'situasi mereka bagus' seandainya orang memandang dan tahu semuanya, yang sudah kami melihat dan kami ketahui itu?"

15. "Dan terhadap pendidikan itu janganlah cuma logika yang dipertajam, tapi budi malah sepatutnya dipertinggi."

16. "Apabila kami menghendaki orang lain ikuti jejak kami, karenanya misal yang kami memberikan haruslah suatu hal yang mengobrol, menyebabkan rasa takjub dan permohonan untuk menirunya."

17. "Kami anak-buah hati perempuan tidak boleh membawa anggapan, kami patut terima dan menyetujui serta mengamini semua yang diakui bagus oleh orang lain."

18. "Banyak emansipasi wanita bukanlah untuk persamaan derajat, emansipasi adalah pembuktian diri yang layak pada raga yang tangguh, namun hati selamanya patuh. Emansipasi tersedia penerimaan. Penerimaan diri bahwa tiap-setiap daerah tersedia empu yang dikodratkan dan dipantaskan."

19. "Saya akan mendidik si kecil-si kecil saya, baik laki-laki maupun perempuan untuk saling memandang sebagai makhluk yang sama. Aku akan mengimbuhkan pendidikan yang mirip kepada mereka, pasti saja berdasarkan bakatnya masing-masing, Lagi pula, saya bermaksud akan menghapuskan batas yang menggelikan pada laki-laki dan perempuan yang dibuat orang sedemikian jitunya."

20. "Pengajaran untuk wanita terlampau penting didalam konteks membantu perannya sebagai istri dan ibu yang bermimpi besar. Namun apabila tidak benar kira dan menelantarkan anak-si kecilnya, bermakna mirip saja bersama membodoh lagi."

21. "Biarkan orang banyak itu bodoh, karenanya kekuasaan atas mereka tersedia di tangan kita! Kiranya demikian semboyan umumnya pembesar. Mereka tidak berbahagia memandang orang-orang lain terhitung idamkan ilmu dan kemajuan."

22. "Tak patut penjelasan kenapa kemajuan kepandaian masyarakat Bumiputra tidak cakap pesat, bila didalam hal itu perempuan terbelakang. Tiap-tiap saat kemajuan perempuan itu terbukti adalah aspek penting didalam peradaban bangsa."

23. "Marilah wahai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kami berjabatan tangan dan bersamaan bekerja merubah kondisi yang tak terderita ini."

24. "Dalam tangan anaklah berlokasi era depan dan didalam tangan ibulah tergenggam si kecil yang yaitu era depan itu."

24. "Terampil itu tak adalah kebahagiaan untuk tiap-tiap orang. Celakalah sekiranya orang mampu berpikir melainkan tidak boleh; apabila orang sanggup merasa, mampu dan ingin, tetapi tidak boleh. Lebih baik selamanya bodoh saja."

25. "Kami manusia, seperti halnya orang laki-laki. Aduh, kasihlah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu aku! Izinkan saya berbuat dan saya akan memperlihatkan, bahwa saya manusia. Manusia seperti laki-laki."

26. "Kecerdasan otak saja tidak bermakna segala-galanya. Patut tersedia terhitung kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang erat terjalin bersama orang lain untuk mengantakan orang ke arah yang ditujunya. Di samping otak, terhitung hati harus dituntun, jika tidak demikian peradaban tinggal permukaannya saja."

27. "Ikhtiar! Berjuanglah memperbolehkan diri. Apabila engkau telah bebas sebab ikhtiarmu itu, barulah cakap engkau bantu orang lain."

28. "Kalau kami tak melacak pengetahuan, karenanya hidup kami tak akan bersuka ria dan kehidupan kami akan makin mundur."

29. "Sebab sekiranya taraf hidup kesenian suatu bangsa tinggi, karenanya budi bangsa itu sendiri adalah suatu puisi."

30. "Habis gelap terbitlah terang."

31. "Tiada awan di langit yang selamanya selamanya. Tiada barangkali akan konsisten terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa estetika. Kehidupan manusia mirip alam."

32. "Jangan bangkitkan cita-cita yang pasti akan mati. Janganlah hendak bermimpi jika lebih pernah telah diketahui nanti akan bangun bersama teramat mengecewakan."

33. "Jangan kamu katakan saya tidak dapat, melainkan katakan aku berkeinginan."

34. "Kami mengira kami tahu banyak sekali, namun sebetulnya kami tak tahu apa-apa. Kami menyangka kami membawa kemauan, kemauan besi. Kami mengira kami kapabel memindahkan gunung melainkan nyatanya hanya setitik air mata pedih, sekejap pandangan mata kesedihan cita dari mata yang kami sayangi dan patahlah kemampuan kami."

35. "Pergilah, bekerjalah untuk menjadikan cita-citamu. Bekerjalah untuk kebahagiaan ribuan orang-orang tertindas oleh peraturan yang lalim bersama tahu yang tidak benar berkenaan benar dan salah, berkenaan bagus dan jahat. Pergilah, pergilah, tanggunglah derita dan berjuanglah melainkan bekerjalah untuk suatu hal yang abadi."

36. "Dalam hatinya sebab perlawanan kepada keadaan zaman, jiwanya menjadi matang. Dia tak akan, tak berharap patuh. Dia seharusnya mencapai jalanan baru."

37. "Percayalah akan era depan."

38.

Your answer

Your name to display (optional):
Privacy: Your email address will only be used for sending these notifications.
Welcome to FluencyCheck, where you can ask language questions and receive answers from other members of the community.
...