0 votes
by (120 points)
Aku mendapat kisah yang tak bisa terlupakan padahal kisah itu terjadi kira kira 1 tahun yang lalu tapi rasanya baru kemarin Aku rasakan, cerita sex ini berkisah tentang istri dari pamanku dimana pamanku baru saja melangsungkan pernikahannya walaupun bisa dikata telat, karena umurnya suah rada tua.

Pamanku terbilang orang sukses karena dalam bisnisnya lancer semua, mungkin sebab itu pamanku sibuk ke bisnisnya sampai lupa pendamping hidupnya, sudah disarankan kepada keluarganya dan dipilihakn wanita tapi selalu saja ada pertimbangan yang khusus dari paman sendiri, minta ini minta itu dan pada suatu saat paman membawa wanita yang sangat cantik.

Namanya Sofia seperti namanya dia juga cantik, tak cantik pula dia juga supel kepada kami, dia berusia 24 tahun dan saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu.

Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Sofia memang enak untuk diajak ngobrol. Dan Aku melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dengannya, karena Aku tahu matanya tidak pernah lepas memandang wajah Sofia.

Tapi tidak demikian halnya dengan Sofia. Ia lebih sering memandangku, terutama ketika Aku berbicara, tatapannya dalam sekali, seolah-olah dapat menembus pikiranku. Aku mulai berpikir jangan-jangan Sofia lebih mendikaiku.

Tapi Aku tidak dapat berharap banyak, soalnya bukan Aku yang hendak dijodohkan. Tapi Aku tetap saja memandangnya ketika ia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih mulus, tapi sepertinya dadanya agak rata, tapi Aku tidak terlalu memikirkannya.

Tidak terasa hari sudah mulai malam. Kemudian sebkamum mereka pulang, pamanku mentraktir mereka makan di sebuah restoran chinese food di dekat rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai di restorant tersebut, Aku langsung pergi ke wc dulu karena Aku sudah kebelet. Sebkamum Aku menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut. Ternyata adalah Sofia.

"Eh, ada apa di?"
"Enggak, Aku pengen kasih kartu nama Aku, besok jangan lupa telpon Aku, ada yang mau Aku omongin, oke?"
"Kenapa enggak sekarang aja?"
"Jangan, ada paman kamu, pokoknya besok jangan lupa."

Setelah acara makan malam itu, Aku pun pulang ke rumah dengan seribu satu pertanyaan di otakku, apa yang mau diomongin sama Sofia sih. Tapi Aku tidak mau pikir panjang lagi, lagipula nanti Aku bisa-bisa susah tidur, soalnya kan besok harus masuk kerja.

Besoknya saat istirahat makan siang, Aku meneleponnya dan bertanya langsung padanya.

"Eh, apa sih yang mau kamu omongin, Aku penasaran banget?"
"Eeee, penasaran ya, hen?"
"Iya lah, ayo dong buruan!"
"Eh, slow aja lagi, napsu amet sih kamu."
"Baru tahu yah, napsu Aku emang tinggi."
"Napsu yang mana nih?" Sofia sepertinya memancingku.
"Napsu makan dong, Aku kan bkamum sempat makan siang!"

Aku sempat emosi juga rasanya, sepertinya ia tidak tahu Aku ini orang yang sangat menghargai waktu, terutama jam makan siang, soalnya Aku sambil makan dapat sekaligus main internet di tempat kerjAku, karena saat itu pasti bosku pergi makan kkamuar, jadi Aku bebas surfing di internet, gratis lagi.


"Yah udah, Aku cuma mau bilang bisa enggak kamu ke apartment Aku sore ini abis pulang kerja, soalnya Aku pengen ngobrol banyak sama kamu."

Aku tidak habis pikir, nih orang kenapa tidak bilang kemarin saja.
Lalu katAku, "Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?"
"Karena Aku mau kasih surprise buat kamu." katanya manja.
"Ala, gitu aja pake surprise segala, yah udah entar Aku ke tempat kamu, kira-kira jam 6, alamat kamu di mana?"
Lalu Sofia bilang, "Nih catet yah, apartment XXX , lantai XX , pintu no. XXX ), jangan lupa yah!""Oke deh, tunggu aja nanti, bye!"
"Bye-bye hen."

Setelah telepon terputus, lalu Aku mulai membayangkan apa yang akan dibicarakan, lalu pikiran nakalku mulai bekerja. Apa bisa Aku menyentuhnya nanti, tetapi langsung Aku berpikir tentang pamanku, bagaimana kalau nanti ketahuan, pasti tidak enak dengan pamanku. Lalu Aku pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.

Tidak lama pun waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, sudah waktunya nih, pikirku. Lalu Aku pun mulai mengendarai motorku ke tempatnya. Lumayan dekat dari tempat kerjAku di Roxymas. Sesampainya di sana, Aku pun langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu sampai di lantai tersebut, Aku pun langsung melihatnya sedang membuka pintu ruanganya.

Langsung saja kutepuk pundaknya, "Hai, baru sampe yah, di.."
Sofia tersentak kaget, "Wah Aku kira siapa, pake tepuk segala."
"Kamu khan kasih surprise buat Aku, jadi Aku juga mesti kasih surprise juga buat kamu."
Lalu ia mencubit lenganku, "Nakal kamu yah, awas nanti!"
Kujawab saja, "Siapa tAkut, emang Aku pikirin!"
"Ayo masuk hen, santai aja, anggap aja rumah sendiri." katanya setelah pintunya terbuka.

Ketika Aku masuk, Aku langsung terpana dengan apa yang ada di dalamnya, kulihat temboknya berbeda dengan tembok rumah orang-orang pada umumnya, temboknya dilukis dengan gambar-gambar pemandangan di luar negeri. Dia sepertinya orang yang berjiwa seniman, pikirku. Tapi hebat juga kalau cuma kerja sebagai sekretaris mampu menyewa apartment. Jangan-jangan ini cewek simpanan, pikirku.

Sambil Aku berkeliling, Sofia berkata, "Mau minum apa Hen?"
"Apa saja lah, asal bukan racun." katAku bercanda.
"Oh, kalau gitu nanti saya campurin obat tidur deh." kata Sofia sambil tertawa.

Sementara ia sedang membuat minuman, matAku secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat satu persatu, ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aku tidak sadar ketika ia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, "Hen, kalo kamu mau nonHen, setel aja langsung..!"
Aku tersentak ketika ia ngomong seperti itu, lalu kubilang, "Apa Aku enggak salah denger nih..?"
Lalu katanya, "Kalo kamu merasa salah denger, yah Aku setelin aja sekarang deh..!"

Lalu ia pun mengambil sembarang film kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau Aku ini laki-laki, baru kenal sehari saja, sudah seberani ini.

"Duduk sini Hen, jangan bengong aja, khan udah Aku bilang anggap aja rumah sendiri..!" kata Sofia sambil menepuk sofa mendiruhku duduk.

Kemudian Aku pun duduk dan nonHen di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu, sampai akhirnya Aku pun buka mulut, "Eh di, tadi di telpon kamu bilang mau ngomong sesuatu, apa sih yang mau kamu ngomongin..?"

Sofia tidak langsung ngomong, tapi ia kemudian menggenggam jemariku, Aku tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi Aku pun tidak berusaha untuk melepaskannya.

Agak lama kemudian baru ia ngomong, pelan sekali, "Kamu tau Hen, sejak kemarin bertemu, kayaknya Aku merasa pengen menatap kamu terus, ngobrol terus. Hen, Aku suka sama kamu."

"Tapi khan kemarin kamu dikenalkan ke Paman Aku, apa kamu enggak merasa kalo kamu itu dijodohin ke Paman Aku, apa kamu enggak lihat reaksi Paman Aku ke kamu..?"

"Iya, tapi Aku enggak mau dijodohin sama Paman kamu, soalnya umurnya aja beda jauh, Aku pikir-pikir, kenapa hari itu bukannya kamu aja yang dijodohin ke Aku..?" kata Sofia sambil mendesah.

Aku pun menjawab, "Aku sebenarnya juga suka sama kamu, tapi Aku enggak enak sama Paman Aku, entar dikiranya Aku kurang ajar sama yang lebih tua."

Sofia diam saja, demikian juga Aku, sementara itu film semakin bertambah panas, tapi Sofia tidak melepaskan genggamannya.

Lalu secara tidak sadar otak pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang kan tidak ada orang lain ini. Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh padAku, kutatap matanya dalam-dalam, sambil berkata dengan pelan, "Sofia, Aku cinta kamu."

Ia tidak menjawab, tapi memejamkan matanya. Kupikir ini saatnya, lalu pelan-pelan kukecup bibirnya sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya. Sofia pun lalu membalasnya sambil memkamukku erat-erat.

Your answer

Your name to display (optional):
Privacy: Your email address will only be used for sending these notifications.
Welcome to FluencyCheck, where you can ask language questions and receive answers from other members of the community.
...