Pada saat itu, saya menempati ruangan tidur yang sama dengan adikku, Karin. Hanya saja menempati ranjang yang berbeda, namun jaraknya hanya sekitar 1,5 meter. Suatu malam sekitar pukul 01.00, saya terbangun sementara tampaknya semua orang di rumah ini sudah tertidur.
Aku lihat Karin juga tertidur pulas. Selimutnya tersingkap sebagian pada bagian paha. Sementara kedua kakinya membentang, sehingga celana dalamnya terlihat. Hal ini membuat saya menjadi bernafsu, apalagi jika mengingat cerita tentang hubungan seks kakak-beradik.
Perlahan saya turun dari tempat tidur, dan mendekati ranjang Karin. Saya ingin memastikan bahwa ia tertidur pulas, dengan menggelitik telapak kakinya. Dan ternyata ia tertidur pulas. Tak tahan lagi, saya sentuhkan
jari-jari saya ke cd Karin yang menutupi vaginanya. Semakin lama sentuhan yang saya berikan semakin keras menekan, dan Karin tetap tertidur.
Merasa kurang puas, saya mencoba menyentuh langsung vagina Karin dengan memasukkan tangan saya ke dalam cd-nya melalaui bagian perut. Tangan saya bergetar cukup keras.Saya tidak perduli, dan akhirnya saya dapat menggapai vagina Karin secara langsung. Saya remas-remas. Dan jari-jari saya
merasakan celah. Setelah beberapa saat, merasa kurang puas, saya keluarkan tangan saya dan bermaksud membuka cd yang dikenakan Karin. Dengan kedua tangan, perlahan saya turunkan cd-nya. Ketika sebagian vagina mulai terlihat, usaha untuk menurunkan lebih jauh agak sulit.Dengan usaha lebih tekun akhirnya, saya berhasil menurunkan cd Karin sampai seluruh bagian vagina terlihat.
Tak tahan lagi, saya ciumi vagina Karin. Kemudian saya mencoba mencari lubang yang sering saya dengar, tempat melakukan hubungan seks. Saya pikir ada di bagian depan, ternyata pikiran saya selama ini salah. ternyata posisi yang sebenarnya ada di bagian bawah. Kembali saya ciumi dan jilati vagina Karin sampai pada bagian lubang. Saya sudah benar-benar tidak tahan lagi. Saya lepaskan celana saya, dan perlahan naik ke ranjang Karin. Sementara tangan kanan menahan tubuh, tangan kiri mengarahkan penis ke lubang vagina. Tampaknya tidak mungkin. Saya mencoba memasukkan dari depan, padahal lubang ada di bawah.
Sementara saya berusaha, tiba-tiba tubuh Karin bergerak. Karena takut ketahuan, saya cepat-cepat bangun dan merapihkan kembali cd Karin. Mengenakan celana saya dan kembali ke ranjang. Dan kembali tidur. Pengalaman pada malam tersebut, terkenang selalu. Bahkan pada saat belajar di sekolah. Membuat saya selalu menunggu datangnya malam, saat dimana semua orang tertidur. Selama beberapa malam saya melakukan usaha serupa, tapi selalu gagal ketika takut Karin terbangun.
Sampai suatu malam ketika saya benar-benar sangat bernafsu. Saya sudah melepaskan cd Karin dan saya sudah tidak mengenakan celana dan baju. Benar-benar bugil. Saya sudah bulatkan tekad untuk melakukannya malam ini. Perlahan saya menaiki ranjang Karin. Kedua kaki Karin, saya rentangkan lebar-lebar. Saya ciumi vagina Karin sepuas hati. Ketika bosan, saya mulai arahkan penis saya ke vagina Karin. Ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Sulit sekali mengarahkan penis ke vagina. Ketika penis saya mulai memasuki vagina, saya semakin terangsang. Apapun yang terjadi saya harus berhasil malam ini. Saya dorong penis saya semakin memasuki vagina Karin. Pada suatu saat terasa agak sulit, namun saya terus memaksa. Sampai seluruh penis saya masuk ke dalam vagina Karin.
Semua usaha saya tersebut, membuat Karin terbangun. Mungkin saya pikir membuat rasa sakit pada Karin. Ia bingung dengan apa yang terjadi. Ia merintih dan mulai memprotes apa yang saya lakukan. Namun saya berkata kepada Karin, ‘Sst…, jangan berisik dan dimarahin mami. Kalo malam-malam berisik nanti dijewer lho’. Mendengar komentar saya tersebut, ternyata Karin langsung diam – hanya kadang-kadang merintih menahan sakit.
Saya terus menggoyang pinggan saya, mendorong penis masuk dan keluar dari vagina Karin. Karena baru pertama kali, permainan saya hanya berlangsung tidak sampai 2 menit. Saya istirahat sebentar. Dan Karin pun karena lelah, juga kembali tertidur. Setelah beberapa saat, penis saya mulai bangkit lagi. Kembali aku peluk Karin, dan aku arahkan penis saya ke vagina Karin. Kembali vagina Karin digesek oleh penis saya. Untuk permainan kedua, saya bisa bertahan sampai 3 menit – sampai akhirnya saya kelelahan lagi. Malam itu saya melakukan sampai 3 kali. Setelah itu saya rapihkan pakaian Karin dan juga pakaian saya. Dan kembali tidur di ranjang masing-masing.
Sejak malam itu, hampir setiap malam saya melakukan hubungan seks dengan Karin. Pada awalnya Karin hanya menerima apa yang saya lakukan, tetapi setelah setahun tampaknya Karin mulai menyukainya. Karena ketika saya tertidur, Karin datang ke ranjang saya dan memegang penis saya. Selama 4 tahun, saya menyetubuhi Karin dengan leluasa. Tapi ketika ia menginjak 11 tahun, saya tidak bisa leluasa seperti dulu, karena salah-salah bisa saja dapat mengakibatkan Karin hamil.
Ketika saya berumur 12 tahun (Karin 9 tahun), kami sering mencari kesempatan selain pada malam hari. Ketika hari libur, dimana papi ke kantor dan mami ke pasar. Tapi yang paling kami sukai ketika hari libur, papi dan mami pergi mengunjungi saudara atau ada undangan. Karena bisa seharian kami memuaskan diri melakukan hubungan seks. Bahkan seharian itu, kami sama-sama tidak mengenakan pakaian.
Ketika leluasa, kami melakukan seks di kamar kami (tapi sejak saya umur 12 tahun, kamar kami terpisah), kamar mami-papi, di ruang tamu, ruang keluarga atau bahkan di kebun belakang yang tertutup. Mungkin yang paling menggairahkan adalah ketika kami bercinta di kebun belakang. Di atas rumput jepang yang hijau rapih. Dengan atap langit, ditiup angin alami. Bahkan kami pernah melakukannya di saat hujan deras.
Sampai saat ini kami tetap melakukannya secara kontinyu. Walau kami masing-masing mempunyai pacar, tetapi hubungan kami tetap berlangsung. Jika di rumah tidak ada kesempatan kami biasanya melakukannya di sebuah hotel. Rupanya hubungan antara saya dan Karin, ada orang lain yang mengetahui, yaitu Melly,
xhamster salah seorang adik saya. Pada saat itu saya berumur 24 tahun, Karin 21 tahun dan Melly 19 tahun.
Kejadiannya ketika saat kedua orang tua kami mengunjungi saudara di luar kota selama 3 hari. Di rumah saya dan kedua adik saya. Seperti biasa setiap ada kesempatan saya dan Karin mempunyai keinginan untuk bercinta. Saat itu Melly hari Sabtu pukul 7.30 dan Melly masih tertidur. Saya dan Karin saling berpelukan di ruang keluarga. Saya ciumi payudaranya, perut dan lehernya secara begantian. Sementara itu tangan saya melakukan gerilya di balik cd yang dikenakan Karin, menelusuri gunung dan lembah di balik cd.
Setelah beberapa lama melakukan pemanasan, saya mulai melepas daster dan cd yang dikenakan Karin. Ia terlentang dalam posisi tanpa busana. Sementara saya membuka seluruh pakaian saya, Karin merentangkan kakinya lebar-lebar dan menggosok-gosok vaginanya dengan tangannya. Saya segera peluk Karin dengan penuh nafsu, kami saling berpeluk erat dan meraba. Penis, saya gesek-gesekan pada bagian luar vagina Karin. Dada saya menekan keras pada payudara. Bibir kami saling memagut, dan lidah kami saling merasakan.
Ketika cukup lelah kami bergulat, saya mulai arahkan penis saya yang berukuran 15 cm dan diameter 1,25 inch. Perlahan memasuki liang vagina Karin. Tiba-tiba saja kaki Karin melingkar dan menekan di pinggang saya. Dimulai dengan perlahan, saya menggerakan penis masuk dan keluar. Bunyi becek yang kami hasilkan membuat saya menjadi lebih bernafsu. Saya lebih percepat lagi gerakan masuk dan keluar. Hal ini membuat Karin tambah bernafsu juga, sehingga ia mendesah dengan suara yang tidak bisa dibilang kecil. Kami saling berpelukan, kedua tangan kami masing-masing saling melingkar, menekan punggung.