Meskipun, BDSM dianggap membuat orang cenderung tidak empati dengan penderitaan lawan main seknya. Apalagi, doggy style penelitian membuktikan perempuan yang bertindak submissive atau penurut cenderung tidak empati dengan penderitaan yang dialami pasangannya. Perempuan yang cenderung terikat di ranjang selama bermain seks tidak melihat luka yang dialami orang lain. Pasalnya, perempuan tersebut justru mengalami kenikmatan yang tidak tara. Para peneliti dari Universitas Jinan, China, menganalisis forum situs BDSM dan menemukan banyak perempuan justru tidak merasa empati terhadap lelaki dalam permainan seksnya. Para peneliti merekrut 32 perempuan yang terbiasa menjalani BDSM. Perempuan dengan jumlah sama yang tidak pernah mempraktekkan BDSM juga direkrut dari Universitas Sun Yat Sen di Beijing. Melansir Daily Mail pada Senin (17/9), aktivitas otak semua partisipan direkam melalui electrode. Dengan seks BDSM, para perempuan menunjukkan ekspresi suka dan senang. Selama melakukan aktivitas seks gaya BDSM, perempuan juga tidak merasa terancam meskipun berada dalam posisi tidak nyaman. Pasalnya, aktivitas tersebut mampu mengurangi bagian otak yang berkaitan dengan rasa sakit dan wilayah yang memproses emosi. Itu mengakibatkan perempuan tidak memiliki empati.