Mereka menjadi inspirasi bagi Bung Karno untuk membangun Indonesia dan melakukan berbagai pergerakan. JAKARTA - Presiden ke-RI Soekarno sosok yang tegas, pemberani dan disegani. Sebagai anak bangsa, Soekarno ternyata juga memiliki guru non secular. Meski keempatnya sudah mengambil jalan pintas tetap saja Datuk Mujib sampai lebih dulu.
Martha Tiahahu adalah salah satu dari sedikit perempuan yang terlibat langsung dalam medan perang. Usianya yang masih muda tidak membuatnya gentar dan takut dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pangeran Diponegoro, pahlawan nasional yang berasal dari Yogyakarta, memiliki peran besar dalam memimpin Perang Jawa yang berlangsung selama lima tahun, dari tahun 1825 hingga 1830. Perang ini terjadi di hampir seluruh daerah di Pulau Jawa dan merupakan salah satu perang terbesar dalam sejarah perjuangan melawan Belanda. Meskipun berakhir dengan
kemenangan Belanda, Pangeran Diponegoro berhasil menyebabkan kesulitan dan kerugian bagi Belanda dengan gugurnya ribuan serdadu Belanda. Hasyim Asyari, atau Kyai Haji Mohammad Hasyim Asy'ari, adalah pahlawan nasional yang berasal dari Jombang.
SI sempat menjadi salah satu organisasi massa terbesar dalam sejarah pergerakan nasional di bawah kendali HOS Cokroaminoto. Meskipun berasal dari keluarga bangsawan, Kartini tidak menyerah pada penguasa dan nilai-nilai konservatif mereka. Sebaliknya, Kartini dianggap sebagai pelopor pergerakan kaum perempuan pribumi dengan pemikirannya yang lebih moderat.
Setidaknya ada empat guru religious yang jarang diketahui orang. Cut Nyak Dien, pahlawan nasional perempuan yang berasal dari Aceh. Pada masa Perang Aceh, Cut Nyak Dien terlibat dalam perlawanan dengan memimpin rakyat Aceh untuk melawan Belanda.
Bahkan, Bung Karno pernah tinggal bersama HOS Cokroaminoto di rumahnya di Surabaya untuk belajar ilmu politik dan lainnya saat masih berusia 15 tahun. HOS Cokroaminoto merupakan Pemimpin Sarekat Islam (SI) sejak 1914 hingga akhir hayat. Di tangan pria berjuluk Bapak Bangsa ini, SI sempat menjadi salah satu organisasi massa terbesar dalam sejarah pergerakan nasional. Haedar menegaskan, kita mampu bangkit untuk menjadi negara maju jika kita bersatu, jika kita menyerap nilai-nilai luhur itu sekaligus mentransformasikan Indonesia ke depan. "Indonesia Emas yang berdiri tegak di atas konstitusi," tuturnya.
Kalaupunmemakai
jimat amulet menurut islam" yang dipakai beliau adalah jimat dari Ibundanya, Ibu nya Jokowidodo dari Kiai di Solo, Kiai di Solo dari Ulama, ulama dari sahabat, sahabatdari Rosululoh saw , Rosulluloh saw dari Allah SWT. Jimat tersebut sebenarnya adalah do’a, do’a dari al-Qur’an, do’a Nabi Musa AS, do’a ketika beliau menhadapi masalah besar, mau menyelesaikan urusannya dengan Fir’aun. Bersama Cokroaminoto Bung Karno belajar tentang strategi perjuangan untuk merebut kemerdekaan dari Belanda.