ini berawal ketika aku menjalin kasih dengan seorang cewek Indonesia, panggil saja Lia yg kebetulan dulu kuliah ditempat yg sama denganku. Wait a minute, mendengar hal ini mungkin ada yg bertanya-tanya, kok nggak sekalian cari jodoh orang bule saja? Sekalian perbaikan keturunan.
Hehehehehe.. yup anda tdk salah baca, its HEHEHE, aku hanya tertawa saja kalau mendengar perkataan semacam itu, karena soal cinta kan memang tdk bisa diatur. Lagipula kedua orangtuaku memang menginginkan putra tunggal mereka ini kelak berjodoh dengan sesama orang Indonesia saja, biar pure Indonesia katanya. Eits, bukan berarti aku dijodohkan lho, memang kebetulan ketemunya (dan sregnya) sama wanita asli Indonesia.
Lagian, orang Indonesia kan nggak jelek-jelek amat, jadi mengapa keturunannya harus diperbaiki segala? Not to mention nggak ada montir di dunia ini yg bisa memperbaiki keturunan manusia, ya kan? Anyways, ini cuma pendapatku saja, so buat yg nggak setuju ya bebas-bebas saja, ok! Peace! Hehehe.. O ya, Lia berwajah sangat cute (menurutku, lagipula kecantikan itu relatif, tul ngga?), tingginya 165cm dengan ukuran payudara 34c.
Singkat cerita, aku dan Lia sudah bertunangan dan kurang lebih dua bulan lagi akan segera memasuki jenjang hubungan yg paling serius untuk mengikat janji suci dihadapan Tuhan dan kemudian menuju perkelaminan, eh… pelaminan. Nah, karena hubungan kami berdua sudah sangat serius dan kalau tdk ada aral melintang, batu menghadang dan badai menerjang, aku dan Lia sudah dipastikan akan menikah.
Bicara soal angka dan peluang, kemungkinan kami akan menikah adalah 99,9 persen. Yg 0,1 persen sisanya hanya akan terjadi kalau tiba-tiba dihari pernikahanku nanti muncul seorang wanita hamil yg menuntut pertanggungjawaban dariku untuk menikahinya, which is impossible karena aku memang belum pernah bercinta dengan seorang wanitapun, termasuk si Lia.
Karena itu, aku jadi ngebet sekali untuk bisa cepat-cepat melepas keperjakaanku ini dan ingin segera bercinta dengan kekasihku yg ayu itu karena toh kami sudah hampir menikah. Aku sudah membicarakan hal ini dengan Lia dan kami terlibat dalam perdebatan kecil, isinya soal aku yg tdk sabaran dan ini-itu.
(Lagi-lagi) Singkat cerita, aku agaknya telah berhasil meyakinkan si Lia untuk berhubungan badan sebelum tanggal pernikahan tiba, aku berargumen jika kami berdua melakukannya setelah menikah, nanti akan sama dengan orang-orang lainnya, lagipula kami akan tahu bagaimana sensasinya jika melakukannya sebelum waktunya dan nantinya bisa dibandingkan lagi
ketika melakukannya setelah menikah. Terdengar gila, tapi karena berhasil membujuknya, itu semua menjadi tdk masalah.
Kami berdua memutuskan untuk melakukannya besok sore di sebuah hotel di daerah Jakarta Selatan. Wah, membayangkan apa yg akan terjadi esok, aku jadi tdk sabar dan tdk bisa tidur, walaupun setelah dikocok jadi bisa tidur, hehehe. Keesokan harinya, aku menjemput Lia yg sudah mendapat ijin dari ortunya untuk ngedate denganku. Ya iyalah, kalo ijinnya ke ortu mau ML di hotel,
xhamster mana mungkin dikasih. Kemudian, kami segera meluncur menuju hotel MXXXXXXX dan langsung check in. Supaya tdk dicurigai, aku check in sendiri, beberapa menit kemudian barulah si Lia menyusul menuju kamar hotel yg sudah kupesan sebelumnya setelah kukabari via sms.
Di dalam kamar hotel, jantungku dagdigdug tdk karuan karena belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. Untuk mencairkan ketegangan, kami berdua duduk2 terlebih dahulu sembari mengobrol ngalor ngidul. Lumayan lama juga, kira-kira lebih dari setengah jam kami ngobrol. Baru setelah itu, aku memulai ‘gerilya’ dengan duduk semakin merapat dan merangkul pundaknya. Aku berbisik I love you ditelinganya agar dia rileks.
Kemudian kami saling berpandangan, dan entah siapa yg memulai, kami mulai berciuman. Bibir mungilnya kulumat dan kuhisap-hisap. Perlahan, aku memasukkan dan kemudian memainkan lidahku didalam mulutnya. Lia tampak sangat menikmati hal ini, itu terlihat dari kedua matanya yg dipejamkan dan ritme nafasnya yg mulai berubah. Posisi tangan kiriku kupindahkan, dari yg semula merangkul erat pundak Lia berpindah ke pinggangnya yg ramping.
Sementara tangan kananku kugerakkan merayapi punggung Lia, yg masih berbalut T-shirt ketat warna cokelat muda, dengan gerakan pelahan menuju keatas kearah belakang lehernya yg kemudian kubelai lembut. Hanya desahan perlahan yg terlontar dari bibirnya. Mendapat ‘sinyal’ ok, aku melanjutkan aksiku dengan menyusupkan tangan kiriku dibalik T-shirtnya.
Perlahan, jemariku menyentuh kulit perutnya yg kencang, lalu naik keatas lagi, dan lagi, dan lagi, hingga sampai diatas gumpalan dadanya yg kenyal dan masih terbungkus bra berenda. Kuremas pelan-pelan payudara sebelah kiri Lia sambil terus berciuman dan tangan kananku kumasukkan dibalik T-shirtnya sehingga menyentuh langsung punggungnya, dan tangan kananku terus kugerakkan naik hingga menyentuh pengait bra si Lia yg kemudian tanpa babibu langsung aku buka.
Dalam sekejap, bra tersebut terjun bebas ke lantai keramik hotel yg berwarna putih bersih, sehingga kini tanganku bisa langsung menjamah payudaranya tanpa ada yg menghalangi. Dengan jari telunjuk dan jempol tangan kiriku, kupilin-pilin puting payudara kiri Lia yg kini mengeluarkan desahan-desahan karena bibirnya sudah lepas dari ciumanku.
"Nghhhh… Bob.. aa" Desah si Lia. Tanpa buang waktu, segera kulucuti T-shirtnya sehingga pemandangan indah terpampang didepan mataku yg setengah melotot, payudaranya Lia sekal dan montok sekali dengan puting yg berwarna kemerahan.
Juniorku yg tadi sudah setengah mengeras kini semakin mengeras seolah hendak meronta untuk keluar dari balik celana jeans dan juga celana dalamku.
Lia yg sudah setengah telanjang kurebahkan di atas sping bed. Lalu, aku buka resleting rok jeansnya dan segera kulorot sehingga terlihat celana dalamnya yg berwarna pink dan berenda, samar-samar terlihat rambut kemaluannya karena lapisan celana dalam itu memang tdk terlalu tebal.
Tdk menunggu lama,
segera kulepas celana dalam itu dan terlihat pemandangan yg wow dihadapanku sehinga aku hampir-hampir tdk berkedip dibuatnya. Tampak belahan memek yg menggoda dengan dihiasi bulu-bulu kemaluan yg tdk terlalu lebat. Aku tdk tahan lagi, segera kujamah memek itu. Kusibakkan kedua bibirnya kesamping shingga kelihatan bagian dalam memek Lia yg berwarna merah muda. Tanpa menunggu lama, aku langsung menusukkan lidahku kedalam liang itu, kujilat-jilat dan kumainkan lidahku didalam. Nafas Lia semakin memburu,
"Aaah, Bob.. ka.. mu ngap.. pain, enghhh..!!" Tdk kuhiraukan desahan itu dan aku terus saja menjilat-jilat memeknya yg mulai dipenuhi lendir tanda Lia sudah sangat terangsang.
Kucabut lidahku dan sasaran berikutnya adalah klitorisnya. Segera kukulum dan kuhisap klitorisnya sembari terkadang kujilat-jilat permukaannya. Desahan Lia kian menjadi dan tdk seberapa lama kemudian ia mencapai orgasme,
"aaaach.. aahh!!" dengan diiringi lenguhan panjang tubuhnya menggelinjang hebat dan cairan kenikmatan mengalir deras keluar dari memeknya.
Aku langsung menyeruput habis cairan itu. Kemudian aku beranjak berdiri, kulihat Lia masih rebahan dengan mata setengah terpejam dan pandangan yg mupeng, woow gile.. terlihat tambah cakep aja ni anak. Lalu aku melepas kaosku dan celana jeansku, kemudian langsung kuterkam si Lia yg masih terengah-engah. Tanpa ampun, langsung kuemut puting payudaranya yg sebelah kanan, sambil tangan kiriku meremas dan memainkan payudara kiri Lia.
"Aaahh, mmmmhh, terus Bob… ohh!!" Desahnya.
Aku semakin asyik saja ‘menyusu’ di payudara yg montok tersebut. Aku sudah tdk tahan lagi, ingin segera menikmati ‘main course’ alias ‘hidangan utama’ berupa ML saus tiram, hmmm. Segera aku berdiri dan melepas kain terakhir yg menutup tubuh telanjangku yaitu celana dalam warna biru tua merek BXXXX.