Batara Guru raja kahyangan meminta bantuan Bambang Sakutrem dari pertapaan Sapta Arga untuk menumpas Kalimantara. Dengan menggunakan kesaktiannya, Sakutrem berhasil membunuh semua musuh para dewa tersebut. Kalimantara berubah menjadi kitab bernama Jamus Kalimasada, Sarotama dan Ardadedali masing-masing menjadi panah, sedangkan Garuda Banatara menjadi payung bernama Tunggulnaga. Ia menambahkan ketika
iring-iringan kirab berangkat, ada ritual doa di kawasan sakral keraton yang disebut bandengan.
Tepat di depan pintu utama keraton atau yang disebut Kori Kamandungan, abdi dalem tersebut terlihat menyalakan dupa yang dibakar di atas tungku sembari berdoa. KEHIDUPAN masyarakat zaman dahulu khusus di tanah Jawa tak bisa dilepaskan dari keberadaan pusaka. Jambitv.co, Kisah – Sejarah dan Kisah Indonesia tempo dulu diwarnai dengan cerita-cerita yang unik dan menarik. Terutama dalam perkembangan adat, tradisi dan budaya masyarakat Indonesia yang beragam.
Tidak terlihat pejabat nasional yang turut hadir, termasuk Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang kali ini tidak datang mengikuti kirab. Yang nampak hadir hanya Alam Ganjar,
batu mustika sunan bonang putera Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Seorang pendaki yang ingin melakukan ritual di Gunung Lawu meninggal. Website Museum Keraton Surakarta menyediakan akses informasi beragam pengetahuan dan budaya yang mudah diakses masyarakat. Usai makan ubi yang sebelumnya sudah disiapkan, pada pukul 24.00 WIB bertepatan dengan dibunyikannya lonceng sebanyak 12 kali, kerbau mulai jalan untuk memimpin kirab sekaligus mengawal pusaka. Hanya dengan mengandalkan kekuatan warisan ibunya, Ario Kamandaka berjuang untuk merebut kembali keris tersebut dan membalas dendam pada Ki Karpo."
Selain itu, juga dilakukan shalat hajat dan shalat malam di masjid dalam keraton. JAKARTA, HARIANHALUAN.COM - Kehidupan masyarakat zaman dahulu khusus di tanah Jawa tak bisa dilepaskan dari keberadaan pusaka. Keberadaan pusaka tersebut umumnya sebagai senjata untuk pertahanan diri. Namun, ada pula yang dipercaya dapat meningkatkan pamor pemiliknya. Ia menambahkan ketika iring-iringan kirab berangkat, ada ritual doa di kawasan sakral keraton yang disebut bandengan. Sebelum pusaka dikeluarkan dari dalam keraton, seorang abdi dalem wanita keluar.
Pusaka yang satu ini juga berupa tombak, diberi nama Kanjeng Kyai Baru Klinting. Tombak sakti ini pernah dipergunakan seorang abdi dalem kraton bernama Ki Nayadarma untuk menumpas pembrontakan yang dipimpin Adipati Pati Pragola. Ki Ageng Mangir Wanabaya yang merupakan ayah Baru Klinting menghukum anaknya yang berwujud ular naga tersebut untuk melingkari Gunung Merapi. Tinggal kurang sedikit lagi Baru Klinting berhasil melingkari Merapi. Agar dapat kepalanya dapat menyentuh ekor, Baru Klinting lalu menjulurkan lidahnya.